Tubuh anak-anak, terutama balita umumnya memiliki daya tahan atau kekebalan yang lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Itulah sebabnya, tak jarang balita mudah mengalami sakit. Salah satu kondisi yang cukup membuat orang tua panik adalah ketika anak mengalami demam.
Demam memang termasuk kondisi yang umum terjadi pada anak-anak. Demam ditandai dengan suhu tubuh anak yang tinggi atau meningkat dari suhu normalnya. Biasanya ketika demam yang dialami mencapai suhu tubuh sangat tinggi, akan muncul gejala kejang-kejang. Kejang saat demam inilah yang sedikit banyak membuat banyak orang tua takut jika si kecil akan mengalami sesuatu berbahaya.
Penyebab Demam Kejang
Demam pada anak-anak terkadang ada yang diikuti dengan kejang. Kondisi inilah yang kerap disebut dengan demam kejang. Meskipun terlihat menakutkan dan membuat panik, namun sebenarnya demam kejang memiliki peluang kesembuhan dan tidak akan menyebabkan kerusakan otak maupun mempengaruhi kecerdasan anak.
Untuk penyebab demam kejang sendiri sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diketahui ada kaitannya dengan kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat dan kemampuan tubuh anak untuk beradaptasi dengan peningkatan suhu tubuhnya. Perlu diketahui bahwa demam kejang bukan berarti anak mengalami epilepsi atau kerusakan otak, sehingga orang tua tidak perlu khawatir.
Jenis-jenis Demam Kejang
Demam kejang terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kejang demam sederhana
Jenis demam kejang ini adalah yang paling umum terjadi. Biasanya anak dengan demam dan kejang sederhana akan kehilangan kesadaran dan mengalami kejang atau kedutan berirama di bagian lengan maupun kaki. Kejang sederhana sebagian besar akan berlangsung selama 1-2 menit. Namun demikian juga dapat berlangsung hingga 15 menit.
Setelah kejang, anak kemungkinan akan terlihat bingung atau mengantuk. Namun tidak disertai dengan kelemahan lengan atau kaki. Kejang demam sederhana tidak akan terjadi berulang dalam 24 jam.
2. Demam Kejang kompleks
Jenis demam kejang yang satu ini bisa dikatakan jarang terjadi pada anak-anak. Demam kejang kompleks bisa berlangsung lebih dari 15 menit dan bisa berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam. Sehingga ketika anak mengalami demam kejang kompleks, sebaiknya perlu waspada karena akan terjadi pengulangan kembali. Anak yang mengalami kejang jenis ini kemungkinan akan mengalami kelemahan sementara di bagian lengan maupun kaki pasca kejang.
Faktor Risiko Anak Mengalami Demam Kejang
Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya demam kejang pada anak, antara lain:
- Ada riwayat demam kejang di dalam keluarga
- Usia, biasanya demam kejang lebih sering dialami anak di kisaran usia 6 bulan hingga 5 tahun
- Adanya riwayat mengalami demam kejang sebelumnya, jika riwayat demam kejang pertama pada anak terjadi ketika usia kurang dari 15 bulan
- Adanya riwayat kejang demam kompleks
- Demam tinggi.
Gejala Demam Kejang
Sebelum melakukan upaya pertolongan, sebaiknya Anda perlu memastikan terlebih dahulu apakah si kecil mengalami demam kejang atau tidak. Caranya tentu saja dengan melihat gejala demam kejang yang dialami oleh anak. Berikut beberapa gejala demam kejang yang perlu diketahui:
- Suhu tubuh anak lebih dari 38 derajat Celcius
- Seluruh tubuh anak terutama pada tungkai dan lengan terlihat gemetar, kaku, dan menyentak-nyentak tidak terkontrol,
- Anak mengeluarkan keringat secara berlebihan,
- Anak tidak merespons ketika diajak berbicara atau bermain,
- Anak mengerang, menggigit keras lidahnya,
- Buang air kecil secara tiba-tiba dan bola mata terlihat berputar ke atas,
- Anak kehilangan kesadaran diri atau pingsan setelah kejang.
Penanganan Pertama Anak Demam Kejang
Setelah mengetahui anak mengalami demam kejang dengan melihat dari gejala yang ditunjukkan, maka sebaiknya segera melakukan tindakan pertolongan pertama. Beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan, antara lain:
1. Usahakan Jangan Panik
Memang sebagai orang tua pastinya Anda akan merasa panik saat sang buah hati mengalami demam. Apalagi jika demam tersebut disertai dengan kejang-kejang. Namun, meskipun demikian, usahakan untuk tidak panik saat melakukan tindakan pertolongan pertama agar pikiran lebih fokus dalam mengobati si kecil.
2. Baringkan Anak di Tempat yang Datar dan Luas
Saat anak mengalami demam kejang, Anda bisa meletakkannya di tempat yang datar, tidak menggendongnya, apalagi mendekapnya dengan erat. Pastikan tempat berbaring anak cukup luas sehingga tidak terbentur atau tertimpa benda tertentu saat kejang-kejang. Jauhkan benda-benda keras atau tajam di sekitarnya agar tidak melukai anak saat sedang kejang.
3. Posisikan Anak Miring atau Agak Tengkurap
Selanjutnya Anda bisa memposisikan miring tubuh si kecil atau bisa juga tengkurap. Tindakan ini bertujuan agar makanan, minuman, muntahan, ataupun benda lain yang ada di dalam mulut si kecil bisa keluar. Sehingga hal ini juga bisa menghindarkan dari bahaya tersedak.
4. Jangan Pernah Memasukkan Apapun ke Mulut
Hindari memasukkkan benda apapun ke dalam mulut anak yang sedang mengalami demam kejang. Sebab memasukkan benda, seperti sendok, jari orang tua, kayu, benda lain atau bahkan memberikan minum pada anak saat kejang sangat berbahaya. Pasalnya, hal ini berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas apabila terjadi luka.
5. Jangan Memberikan Kopi kepada Anak yang Sedang Kejang
Alih-alih bisa membantu mengatasi demam kejang, memberikan kopi justru akan semakin memperburuk kondisi anak. Hal ini lantaran kandungan kafein dalam kopi meskipun dosisnya rendah sekalipun bisa menyebabkan sakit kepala, sakit perut, bahkan diare dan sering buang air kecil. Jika hal ini terjadi, tak menutup kemungkinan anak akan berisiko mengalami dehidrasi.
6. Jika Berlangsung Lebih dari 5 Menit, Bawa ke Dokter Terdekat
Sembari melakukan tindakan pertolongan pertama, Anda juga perlu mengamati kejang yang terjadi pada anak. Jika durasinya melebihi 5 menit, sebaiknya bawa dokter terdekat untuk mendapatkan tindakan pengobatan yang tepat. Pastikan tunggu hingga kejangnya berhenti dulu, baru kemudian bawa anak ke Unit Gawat Darurat terdekat.
7. Panggil Nama Anak atau Ucapkan Kata-kata Menenangkan
Saat anak demam kejang, Anda bisa memanggil nama anak atau mengucapkan kata-kata yang menenangkan agar merasa nyaman. Longgarkan juga pakaiannya, terutama pada bagian leher agar tidak merasa gerah.
8. Tetap Tenang dan Berdoa
Menghadapi anak yang sedang sakit memang bukan pilihan yang diinginkan. Namun, jika kondisi ini menimpa buah hati Anda, usahakan sebagai orang tua tetap tenang dan berdoa. Sembari sebelumnya sudah melakukan tindakan pertolongan pertama dan tindakan ke dokter jika diperlukan.
Cara Mencegah Demam Kejang pada Anak
Tentunya sebagian besar orang tua tak ingin kondisi sakit menimpa buah hatinya. Untuk kondisi demam kejang, diketahui bisa dicegah dengan memberikan obat penurun panas yang aman untuk dikonsumsi anak-anak, seperti parasetamol.
Untuk memudahkan anak dalam mengkonsumsi obat, bisa dengan menyediakan obat berbentuk cair atau sirup. Sedangkan untuk bayi yang belum bisa menelan atau meminum obat secara oral, bisa dengan cara enema atau penggunaan obat melalui rektal (dubur).
Selain itu, tindakan pencegahan lainnya agar tidak terjadi kejang saat anak sedang demam, antara lain:
- Hindari memberikan pakaian tebal saat anak demam
- Berikan asupan cairan yang cukup saat demam agar terhindar dari dehidrasi
- Segera mengobati infeksi yang menjadi penyebab demam.
Perlu diketahui, bahwa memberikan obat penurun panas saat anak mengalami demam tidak sepenuhnya bisa mencegah demam kejang. Sebagian besar demam kejang tidak memberikan efek jangka panjang pada anak. Ketika anak mengalami demam kejang, tidak disarankan untuk memberikan obat anti kejang untuk mencegah kejang di masa mendatang.
Kapan Harus ke Dokter?
Demam kejang memang bisa ditangani dengan melakukan berbagai pertolongan pertama yang sudah disebutkan sebelumnya. Namun, jika kondisi belum juga membaik atau justru semakin memburuk, maka membawa anak ke dokter terdekat menjadi pilihan yang tidak bisa ditawar lagi. Anda bisa segera membawa si kecil ke dokter, menelepon ambulans atau ke rumah sakit jika ditemukan gejala berikut ini:
- Demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celcius,
- Durasi kejang melebihi 5 menit,
- Anak mengalami sesak napas, kesulitan bernapas serta bibir maupun wajah pucat kebiruan,
- Jika kejang yang dialami hanya di beberapa bagian tubuh, bukan seluruhnya,
- Mengalami kejang berulang selama 24 jam,
- Anak terlihat sangat mengantuk atau kehilangan kesadarannya,
- Muntah-muntah,
- Leher anak terasa kaku.
Itulah informasi mengenai demam kejang pada anak mulai dari penyebab, gejala, hingga cara penanganan pertama saat anak alami demam kejang. Semoga bermanfaat.